
Harga Emas Melemah, Tapi Arus Masuk ETF Emas Sentuh Rekor Tertinggi dalam 3 Tahun
Harga emas dunia melemah tipis pada hari Rabu. Ini terjadi karena imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan. Sementara itu, investor masih waspada terhadap ketegangan geopolitik dan kebijakan perdagangan baru dari AS.
Harga emas spot turun 0,1% ke level $2.981,86 per ons pada pukul 00.24 GMT. Sebelumnya, logam mulia ini sempat mencetak rekor di $3.167,57 pada 3 April. Di sisi lain, kontrak berjangka emas AS justru naik 0,2% menjadi $2.995,20.
Kenaikan imbal hasil obligasi AS membuat harga emas kurang menarik bagi investor jangka pendek, karena emas tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi.
Tarif Trump Picu Lonjakan Permintaan dan Harga Emas
Gedung Putih menyatakan bahwa tarif impor baru hingga 50% mulai berlaku pada 9 April pukul 12:01 pagi waktu setempat. Presiden Donald Trump bahkan mengancam tarif hingga 104% bagi produk asal China sebagai respons terhadap tindakan balasan Beijing.
China menyebut kebijakan ini sebagai bentuk pemerasan dan bertekad untuk “melawan sampai akhir”. Ketegangan ini meningkatkan kekhawatiran akan perang dagang global dan memperkuat permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas.
ETF Emas Catat Arus Masuk Tertinggi, Dorong Harga Emas
Menurut World Gold Council, ETF emas mencatat arus masuk sebesar 226,5 ton pada kuartal pertama 2025. Ini adalah rekor tertinggi sejak Q1 2022, saat perang Rusia-Ukraina memicu lonjakan permintaan serupa.
Dari sisi nilai, arus masuk mencapai $21,1 miliar, tertinggi sejak awal pandemi COVID-19 pada 2020. Lonjakan ini mendorong harga emas ke level tertinggi sepanjang masa dalam beberapa pekan terakhir.
Investor Amerika Utara Dorong Permintaan dan Harga Emas
Investor dari Amerika Utara menjadi penyumbang arus masuk terbesar untuk ETF emas. Disusul oleh investor dari Eropa dan Asia, tren ini menunjukkan bahwa permintaan emas bersifat global dan meningkat seiring ketidakpastian ekonomi.
Harga Logam Mulia Naik di Tengah Ketidakpastian Global
Ketidakpastian global mendorong investor beralih ke harga logam mulia sebagai aset safe haven. Selain tarif Trump, pasar juga menantikan rilis data ekonomi penting dari AS, termasuk CPI (Indeks Harga Konsumen) dan PPI (Indeks Harga Produsen).
The Fed sendiri menyatakan tidak terburu-buru dalam menurunkan suku bunga, yang menambah ketegangan di pasar.
Dipersembahkan oleh Indtrade
Indtrade, pusat edukasi dan belajar trading forex Tegal, menjadi mitra terpercaya Anda dalam mempelajari dan mengasah keterampilan trading. Dengan sumber daya pendidikan yang lengkap dan platform pembelajaran yang interaktif, Indtrade membantu Anda meraih kesuksesan dalam dunia perdagangan forex. Bergabunglah sekarang untuk akses langsung ke panduan praktis dan strategi trading yang terbukti